JURNAL PIUTANG TAK TERTAGIH – Di dalam bisnis, hutang maupun piutang merupakan suatu hal yang sangat lumrah.
Pun, keduanya akan memengaruhi keuangan dalam perusahaan.
Nah, untuk itu, perlu adanya jurnal piutang tak tertagih untuk menaksir jumlah kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Untuk itu, mari menyimak ulasan mengenai jurnal piutang tak tertagih secara lengkap!
Pengertian Piutang dan Piutang tak Tertagih
Piutang memiliki arti hak menagih sejumlah biaya dari penjual pada pembeli yang timbul karena suatu transaksi.
Sehingga, piutang bisa diartikan sebagai uang yang ada pada orang lain pada kasus jual beli barang.
Pada dasarnya, piutang merupakan hutang dari pihak lain pada perusahaan.
Namun, Anda tidak dapat menduga apakah seseorang yang berhutang pada perusahaan dapat membayarnya atau tidak meski telah dilakukan pada audit awal.
Sebab, kadang kala ada hal yang tidak terduga sehingga seseorang tidak bisa melunasi hutangnya.
Piutang tak tertagih disebabkan karena banyak hal. Salah satunya dikarenakan usaha dari debitur yang bangkrut.
Piutang tak tertagih ini adalah sebuah kerugian bagi perusahan yang kemudian dicatat menjadi biaya usaha dengan nama akun jurnal piutang tak tertagih atau biaya penghapusan hutang.
Apabila jumlah piutang dagang semakin besar, maka semakin besar pula jumlah dari piutang yang tidak terbayar.
Dengan begitu, kerugian perusahaan pun semakin besar.
BACA JUGA : 10 Aspek dan Hukum Hutang Piutang Terlengkap
Metode Jurnal Piutang Tak Tertagih
Untuk mencatat jurnal ini, ada dua cara yang dapat dilakukan, yakni metode langsung dan tidak langsung.
Pada dasarnya, tujuan dari kedua metode ini sama saja, yakni mencatat piutang tak tertagih.
Namun, terdapat beberapa perbedaan, terutama pada bagian taksirannya.
Dengan menggunakan metode cadangan atau tidak langsung, maka perusahaan harus melakukan taksiran piutang tak tertagih di setiap akhir periode pembukuan.
Sebab, metode ini dibuat perusahaan dengan omzet yang tinggi dan skala yang lebih luas.
Ulasan selengkapnya dapat dilihat di bawah ini:
Metode Langsung (Direct Method)
Metode yang pertama adalah metode langsung. Dimana kerap juga disebut dengan write-off.
Metode ini dilakukan untuk semua piutang dagang yang sudah ditetapkan untuk dihapus secara langsung.
Yang mana di akun beban kerugian piutang atau bad debt expenses akan dibebankan pada kolom debet serta pada akun piutang dagang akan dimasukkan pada kolom kredit.
Ciri-ciri dari metode langsung diantaranya:
- Kerugian dicatat dalam periode penerimaan piutang yang sesuai dengan jumlah piutang yang dihapuskan.
- Penghapusan piutang langsung dicatat sebagai akun kerugian piutang tak tertagih seperti contoh berikut:
Kerugian piutang tak tertagih | (D) | Rp xxx | |
Piutang | (K) | Rp xxx |
- Metode langsung diaplikasikan dalam piutang yang telah diketahui tidak bisa dibayar sama sekali.
Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Mencatat jurnal piutang tak tertagih juga bisa dilakukan secara tidak langsung.
Metode ini juga disebut dengan metode cadangan yang dipakai ketika kerugian piutang jumlahnya cukup besar.
Beberapa ciri dari metode cadangan ini meliputi:
- Piutang tak tertagih yang jumlahnya ditaksir dulu dan diakui menjadi biaya di periode penjualan. Seperti piutang tak tertagih di tahun 2016 sehingga kerugiannya diakui di tahun yang sama.
- Taksiran kerugian mesti dicatat dengan mendebat rugi piutang serta meng-kreditkan cadangan kerugian piutang dalam jurnal penyesuaian.
- Piutang tidak bisa ditagih mesti dicatat dengan mendebit rekening cadangan kerugian serta meng-kredit rekening piutang usaha ketika piutang dihapus dari pembukuan.
- Taksiran kerugian piutang dicatat dalam rekening kerugian piutang pada bagian debet serta cadangan piutang pada sisi kredit. Contohnya:
Kerugian Piutang | Rp xxx | ||
Cadangan Kerugian Piutang | Rp xxx |
BACA JUGA : 4 Jenis Jurnal Perusahaan yang Harus Anda Pahami
Simulasi Perhitungan Jurnal Piutang Tak Tertagih
Agar Anda lebih mudah memahaminya, ada baiknya untuk mencermati contoh di bawah ini:
Perusahaan Merdeka Abadi memberi piutang pada Perusahaan Maju Jaya dengan nominal sebesar Rp 10 juta.
Tenggat waktu yang diberikan dibatasi sampai 10 Agustus 2019. Namun, saat jatuh tempo, Perusahaan Maju Jaya mengalami kepailitan.
Sehingga, piutang tersebut tidak bisa dilunasi hingga akhir tahun.
Dari kemungkinan piutang tidak tertagih, maka Perusahaan Merdeka Abadi membuat jurnal dengan tujuan mencatat piutang tak tertagih dari Perusahaan Maju Jaya sebesar Rp 3 juta yang tidak bisa ditagih.
Di tanggal 11 Januari 2020, Rp 1,5 juta dinyatakan bagian penagihan bahwa piutang dihapus dari pembukuan karena tidak dapat dilunasi oleh PT Maju Jaya.
Nah, di tanggal 10 Februari, PT Maju Jaya memberitahukan pada PT Merdeka Abadi jika hutang bisa dibayar.
Dari kasus tersebut, maka, jurnal piutang tak tertagih yang dapat disusun adalah sebagai berikut:
Metode Cadangan | Metode Langsung |
Kerugian Taksir Piutang
31 Des| Kerugian piutang Rp 3.000.000,- | CKP RP 3.000.000,- |
Tidak terdapat penaksiran kerugian piutang |
Pencatatan Penghapusan Langsung
| CKP Rp 1.500.000,- | Piutang Dagang Rp 1.500.000,- |
Pencatatan Penghapusan Langsung
| Kerugian Piutang Rp 1.500.000,- | Piutang Dagang Rp 1.500.000,- |
Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus
| Piutang Dagang Rp 1.500.000 | CKP Rp 1.500.000 (untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus) | Kas Rp 1.500.000,- | Piutang Dagang Rp 1.500.000 (untuk mencatat penerimaan kas) |
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus
| Piutang Dagang Rp 1.500.000,- | Kerugian Piutang Rp 1.500.000,- (Mencatat Kembali Piutang yang Telah Dihapus) |Kas Rp 1.500.000,- | Piutang Dagang Rp 1.500.000,- (Mencatat Penerimaan Kas) |
Ilustrasi Jurnal Piutang tak Tertagih Metode Langsung
PT Anugerah mempunyai piutang dagang pada CV Bintang dengan jumlah Rp 5.000.000 yang tidak bisa ditagih tersebab CV Bintang mengalami kebangkrutan.
Sehingga, jurnal piutang tak tertagih yang mesti dibuat yakni:
Beban Piutang Tak tertagih (D) Rp 5.000.000
Piutang Dagang (K) Rp 5.000.000
Sesudah uang diterima, maka jurnal yang dapat disusun adalah:
Kas (D) Rp 5.000.000
Piutang Dagang (D) Rp 5.000.000
BACA JUGA : 5 Perbedaan CV dan Firma yang Banyak Orang Tidak Tahu
Ilustrasi Jurnal Piutang tak Tertagih Metode Tidak Langsung
PT Rayhan menentukan besaran penyisihan piutang yang tidak tertagih dari CV Bahagia dengan jumlah 0,5% dari penjualan secara kredit.
Diketahui bahwa hasil penjualan kredit pada tahun 2019 sejumlah 12.000.000.000 rupiah. Sehingga, penyisihan piutang tak tertagih adalah sebesar 0,5% x 12.000.000.000, hasilnya menjadi 60.000.000 rupiah.
Jurnal Piutang tak Tertagihnya menjadi:
Beban Piutang tak Tertagih (D) Rp 60.000.000
Penyisihan Piutang tak tertagih (K) Rp 60.000.000
Piutang dagang pada CV Bahagia adalah sebesar 8.000.000 tidak dapat lagi ditagih, sehingga, jurnalnya menjadi:
Penyisihan Piutang tak Tertagih (D) Rp 8.000.000,-
Piutang Dagang (K) Rp 8.000.000,-
Kemudian, CV Bahagia melunasi utang dagang yang telah dihapus, sehingga, jurnalnya adalah:
Piutang dagang CV Bahagia (D) Rp 8.000.000,-
Penyisihan Piutang tak Tertagih (K) Rp 8.000.000,-
Jika CV Bahagia menyerahkan uang untuk membayar piutang, maka jurnalnya menjadi:
Kas (D) Rp 8.000.000,-
Piutang Dagang (K) Rp 8.000.000,-
Demikian pembahasan lengkap mengenai jurnal piutang tak tertagih. Anda pun dapat menggunakan salah satu dari metode yang tersedia.
Pastikan Anda menggunakan metode yang sesuai dengan besar kecilnya perusahaan. Semoga bermanfaat.