JURNAL DIVIDEN – Pada akhir periode akuntansi, suatu perusahaan akan mengeluarkan laporan keuangan. Baik dalam jangka bulanan, semester, maupun tahunan.
Dalam laporan keuangan itu, perlu adanya jurnal dividen yang membagikan laba dari perusahaan pada pemegang sahamnya.
Karena pentingnya jurnal dividen, maka Anda perlu mengetahuinya lebih lanjut.
Pengertian
Dividen merupakan pembagian aset, kas, dan juga saham yang dilakukan perusahaan pada pemegang saham dengan cara yang proporsional.
Dalam hal pembagian dividen ini, yang paling berkepentingan adalah pra investor.
Ada dua jenis dividen yakni dividen tuna, properti, surat kesanggupan bayar kas, serta saham.
Pembagian dividen yang paling kerap dilakukan adalah tunai dan saham.
Terdapat dua cara untuk membagi dividen yakni dengan persentase dari nilai nominal (pari) serta jumlah rupiah per saham.
Menilik dari pengertian dividen di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal dividen adalah laporan pembagian laba perusahaan pada pemegang saham.
Dari laporan ini maka para investor bisa menilai dan melihat kinerja dari suatu perusahaan.
Selain itu, investor juga akan mampu melihat besaran laba yang dibagikan oleh perusahaan tersebut.
BACA JUGA : 4 Jenis Jurnal Perusahaan yang Harus Anda Pahami
Mekanisme
Jumlah dividen yang akan diterima tentu saja tergantung pada jumlah lembar saham milik pemegang saham tersebut.
Dalam jurnal dividen, terdapat 3 mekanisme pembagiannya. Yakni meliputi:
Dividen Berbentuk Uang
Salah satu mekanisme jurnal dividen yang paling kerap dilakukan adalah dividen yang berbentuk uang.
Perhitungan dari dividen uang tunai adalah tarif per lembar yang dikali dengan jumlah lembar miliknya.
Pencatatan jurnal dividen dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Kas Rp xx
Pendapatan Dividen Rp xx
Apabila pada pembagian dividen disebutkan bahwa dividen tersebut adalah berupa pembagian laba.
Namun, sebagian lainnya adalah pengembalian modal, maka disebut dengan dividen likuidasi.
Dividen likuidasi biasanya dibagikan oleh perusahaan yang akan segera menghentikan usaha.
Tersebab perusahaan akan dihentikan, sehingga, modal tidak akan diperbesar lagi.
Pemegang saham pun akan mendapatkan dividen likuidasi yang tercatat sebagai penghasilan serta pembagian modal.
Untuk bisa membagi dividen tunai, maka peru adanya saldo laba ditahan serta kas yang cukup. Pembagian dividen ini diatur dalam undang-undang perseroan.
Dalam UU PT, pembayaran dividen tunai tidak diperkenankan berdasar pada jumlah dari nilai nominal saham sepenuhnya.
BACA JUGA : 5 Cara Memilih Tempat Kursus Brevet Pajak yang Bagus
Contoh Jurnal Dividen Tunai
Dalam jurnal dividen tunai, terdapat tiga tanggal penting yang terkait dengan transaksi dividen. Yakni meliputi tanggal pengumuman, pencatatan, serta pembayaran.
Jeda waktunya adalah antara dua sampai empat minggu. Jurnal dividen sendiri hanya dibutuhkan ketika tanggal pengumuman dan pembayaran saja.
Untuk lebih memahami tentang dividen tunai, Anda dapat menyimak ilustrasinya di bawah ini:
Pada tanggal 1 Maret 2020 manajemen PT Berkah Abadi mengumumkan dividen tunai sebesar 500 rupiah per saham dari 100.000.000 saham biasa. Nilai nominal (pari) dari saham PT Berkah Abadi adalah senikai 1000 rupiah.
Sehingga, ayat jurnalnya menjadi:
1 Maret 2020 | Dividen Kas | 50.000.000.000 | |
Utang Dividen | 50.000.000.000 | ||
Akun dividen kas didebit yakni 50.000.000.000 yang berasal dari 100.000.000 x 500. Sdangkan utang dividen dikredit dengan jumlah yang serupa.
Jurnal Dividen dalam Bentuk Aktiva
Selain berupa uang tunai, dividen juga dibagikan dengan bentuk aktiva (saham perusahaan lain atau barang hasil produksi).
Pemegang saham penerima dividen akan mencatat pada pembukuan dengan jumlah yang sama besar dengan harga pasar.
Sebagai contoh, Pak Andi menerima pembagian dividen yang berasal dari PT Mutiara Abadi dengan bentuk saham sebanyak 30 lembar.
Ketika pembagian, harga saham di PT Mutiara Abadi adalah senilai Rp 10.000,-.
Sehingga, penerimaan dividen dicatat Pak Andi menggunakan jurnal dividen sebagai berikut ini:
Penanaman Modal dalam Saham PT Mutiara Abadi Rp 300.000,-
Pendapatan Dividen Rp 300.000,-
Jurnal Dividen Saham atau Stock Dividen
Selain secara tunai dan aktiva, penerimaan dividen juga bisa dalam bentuk saham perusahaan. Inilah yang disebut dengan dividen saham.
Jadi, bentuk pembagian dividen ini akan menambah lembar saham tanpa adanya pengeluaran yang baru.
Sehingga, jumlah lembarnya bertambah, tetapi perolehannya tidak berubah (tepat).
Biasanya, bentuk pembagian dividen saham adalah saham yang sama dengan miliknya maupun jenis saham yang lain.
Jika jumlah dividen saham yang diterima lembarnya bertambah, tetapi harga perolehan tetap, maka tidak terdapat kenaikan nilai buku.
Dividen saham ini tidak disusun sebagai jurnal melainkan hanya lah MEMO. Dalam hal ini, MEMO tersebut akan menunjukkan kenaikan dari jumlah lembar saham.
Setelah itu, penerimaan dividen saham akan dibebani dengan harga pokok dari saham yang baru.
Contoh kasusnya adalah sebagai berikut:
Di Bulan Agustus 2019, Pak Hendra membeli saham sejumlah 100 lembar dari PT Maju Merdeka seharga Rp 900.000,-.
Sedangkan di Bukan Desember 2019, dividen saham biasa diperoleh sebesar 50%.
Sedangkan di Januari 2020, Pak Hendra menjual 20 lembar saham seharga Rp 170.000,-.
Dari transaksi di atas, pembukuan Pak Hendra akan tercatat pada jurnal sebagai berikut:
Agustus 2019
Penanaman modal (saham biasa) 900.000
Kas 900.000
Desember 2019
Memo:
Diterima dividen berupa 50 lembar saham, sehingga, jumlah saham serta harga pokoknya adalah:
100 + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok setiap lembarnya = 900.000 : 150 = 6000 rupiah.
Januari 2020
Kas 170.000
Penanaman Modal 120.000
Laba dari penjualan saham 50.000
Jadi, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga jual = 170.000
Harga pokok = 20 x 6000 = 120.000
Laba penjualan saham = Harga jual – harga pokok = 50.000
Apabila saham yang diterima oleh penerima dividen adalah saham selain dari yang dimilikinya. Maka, harga pokok saham itu dibagikan pada setiap macam saham dengan dasar nilai yang relatif.
Untuk kasus tersebut, Anda dapat melihat simulasinya di bawah ini:
Pak Jhony mempunyai 50 lembar saham biasa yang ada di PT Bangkit Sejahtera dengan harga 10.000 setiap lembarnya.
Ia membeli sebanyak 750.000 rupiah. DI Bulan Desember 2019, dividen saham prioritas yang diterimanya adalah sebesar 25 lembar.
Nilai nominal yang dimiliki per lembarnya adalah 5000 rupiah.
Ketika penerimaan dividen, harga pasar saham biasa adalah senilai 14.000 rupiah setiap lembar.
Sedangkan saham prioritas adalah senilai 4.000 rupiah setiap lembarnya.
Pembagian harga pokok saham serta pencatatan jurnal dividennya adalah:
Nilai saham biasa sebesar 14.000 x 50 = 700.000
Nilai saham prioritas sebesar 4.000 x 25 = 100.000
Hasilnya adalah = 700.000 + 100.000 =800.000
Harga pokok saham biasa = 700.000 : 800.000 x 750.000 = 656.250
Harga pokok saham prioritas =100.000 : 800.000 x 750.000 = 93.750
Jurnal dividen-nya menjadi:
Penanaman modal saham prioritas 93.750
Penanaman Modal saham biasa 93.750
Demikian pembahasan mengenai jurnal dividen beserta dengan contohnya.
Dengan memahami tiga jenis mekanisme pembagian dividen tersebut, tentunya Anda bisa mengerti mekanisme mana yang paling sesuai untuk dilakukan.
Jenis dividen yang dipilih pastinya telah disesuaikan dengan kondisi perusahaan Anda.
Berikan komentar di bawah, jika Anda perlu pembahasan tentang cara mengambil dividen saham, pembayaran dividen kepada pemegang saham atau saham dividen terbesar 2020.