WHISTLEBLOWER ADALAH – Istilah whistleblower saat ini kerap muncul karena berbagai kasus termasuk korupsi.
Istilah ini muncul karena adanya Surat Edaran yang diterbitkan oleh MA (Mahkamah Agung) di thaun 2011.
Dalam Surat Edaran tersebut, whistleblower adalah salah satu istilah yang cukup asing untuk beberapa orang.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai whistleblower, sila simak ulasannya di bawah ini!
Pengertian
Menurut Surat Edaran Mahkamah Agung atau SEMA nomor 4 th 2011 whistleblower adalah pihak yang mengetahui serta melaporkan tindak pidana tertentu serta bukan dari bagian pelaku kejahatan tersebut.
Sedangkan menurut Wikipedia, whistleblower adalah istilah untuk orang maupun pihak yang merupakan mantan karyawan atau karyawan maupun anggota suatu institusi maupun organisasi yang melapor mengani tindak yang dianggap melanggar ketentuan pada pihak berwenang.
Menurut PP nomor 71 th 200, whistleblower adalah orang yang memberikan informasi pada penegak hukum maupun komisi tentang terjadinya tindak korupsi.
Tindakan yang melanggar ketentuan dalam hal ini adalah melanggar hukum. Serta aturan yang menjadi ancaman bagi kepentingan publik.
Tindakan pelanggaran hukum dalam kasus whistleblower adalah pelanggaran keselamatan kerja, korupsi, dan sebagainya.
Dalam istilah Bahasa Indonesia, whistleblower adalah pelapor pelanggaran. Hal ini bukan lah sesuatu yang baru di Indonesia. Melainkan sudah ada sejak lama.
Pelanggaran yang dilaporkan bukan hanya yang menyangkut tentang skandal keuangan.
BACA JUGA : Cek Contoh Pembukuan Keuangan + Penjelasan Lengkap
Akan tetapi juga hal-hal yang mengancam masyarakat. Bahkan, bisa juga termasuk skandal pada institusi pemerintah itu sendiri.
Jenis Whistleblower
Whistleblower adalah kasus yang cukup populer karena berbagai pemberitaan media mengenai beberapa pelapor atas tindakan korupsi di berbagai lini seperti Komisi Pemilihan Umum yang dilaporkan oleh mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan.
Sedangkan whistleblower di negara lain adalah Jeffrey Wigand yang membongkar skandal perusahaan Brown & Williamson.
Pada saat itu, ia berkata bahwa petinggi perusahaan melakukan persetujuan untuk menambahkan zat adiktif yang mempunyai sifat karsinogenik pada tabako, yakni produk perusahaan tersebut.
Jadi pada kasus tersebut whistleblower adalah orang yang melaporkan yakni Jeffrey Wigand.
Dari ulasan di atas, maka whistleblower adalah tindakan pelaporan yang berdasarkan tujuannya dibagi atas dua jenis yakni:
- Pelapor internal yakni merupakan sorang karyawan dalam suatu perusahaan maupun instistusi yang mana ia melaporkan tindakan pelanggaran hukum pada karyawan yang lain maupun atasan yang ada pada perusahaan itu.
- Pelapor eksternal yakni pihak karyawan yang ada pada suatu perusahaan maupun organisasi yang melaporkan pelanggaran hukum pada pihak yang terdapat di laur institusi, perusahaan, maupun organisasi.
Tipe ini, whistleblower adalah pihak yang melaporkan kepada penegak hukum, media, institusi pemerintah, pengadilan, pengacara, maupun LSM.
Sudah pasti implikasi dari jenis whistleblower ini adalah pemecatan terhadap pelapor tersebut dari perusahaan.
Contoh Kasus Whistleblower
Whistleblower adalah kasus yang telah banyak terjadi di seluruh dunia. Beberapa kasus yang paling terkenal diantaranya:
- Allan Cutler yang terlibat dalam pelaporan skandal The Canadian AdScam atau sponsorship scandal.
- Coleen Rowley of FBI yang melaporkan pihak terkait yakni FBI yang lambat melakukan reaksi atas serangan yang terjadi pada 11 September 2001.
- Walter DeNino yakni pelajar yang menanyakan tentang Eric Poehlman’s.
- Joseph Darby yakni anggota dari US Military Police di tahun 2004 memperingatkan US military command dari prisoner abuse yang terjadi di Abu Ghraib di Irak.
- Daniel Ellsberg yang merupakan former state department analyst yang melaporkan skandal perang Vietnam.
- Katharine Gun yang merupakan former employee dari GCHQ untuk skandal invansi Irak dengan melibatkan Inggris serta Amerika.
- Paul van Buitenen yang melaporkan skandal korupsi European Commission members of corruption.
Serta, masih banyak lagi kasus whistleblower yang ada di seluruh dunia.
Cara Mendorong Tindakan Whistleblower
Dalam hal ini, whistleblower adalah orang yang mempunyai perlindungan hukum yang kurang.
Namun, whistleblower sangat penting di dalam suatu perusahaan. Bahkan, perusahaan harus mendorong perlindungan yang lebih baik bagi pelakunya.
Sebab, whistleblower adalah elemen yang penting untuk tindakan anti korupsi pada suatu perusahaan.
Dengan keterbatasan perlindungan hukum untuk whistleblower, lantas, bagaimana cara untuk mendorong seseorang tetap melakukan tindakan whistleblowing?
1. Menetapkan Kebijakan dalam Hotline
Hal yang pertama mesti dilakukan adalah dengan menerapkan kebijakan whistleblowing serta memastikan bahwa semua karyawan menyadari keberadaan tersebut.
Terdapat banyak cara seperti melakukan sesi pelatihan karyawan, materi promosi, dan seminar makan siang.
Perlu ada pemberitahuan bagaimana cara dan langkah untuk melaporkan masalah ini.
Pun, harus ada hotline whistleblower yang dikelola pihak ketiga (independen), yang mana badan tersebut tidak ada di dalam perusahaan agar anonimitas dan informasi dirahasiakan dengan baik.
2. Memberi Kepercayaan pada Karyawan
Selanjutnya, berikan karyawan kepercayaan bahwa kekhawatiran ini akan ditanggapi dengan serius.
Selain itu, lakukan tindakan dan pembicaraan secara tepat. Berikan kepercayaan bahwa laporan akan ditangani dengan penuh kerahasiaan.
Sebab, yang dipertaruhkan adalah posisi sebagai sasaran intimidasi serta pembalasan dari orang-orang yang terlibat pada kecurangan itu.
3. Penerapan Kebijakan Keterbukaan
Whistleblower adalah peran yang sangat riskan. Sehingga, perlu adanya keterbukaan yang mana akan membuat para karyawan tidak takut melaporkan kecurangan dan meminta saran dari personalia.
Selain itu, mulai lah untuk menyempatkan waktu bertemu dan membangun tingkat kepercayaan serta hubungan kerja yang lebih sehat,
4. Menggunakan Kotak Saran Anonym
Orang Asia mempunyai budaya yang berbeda dengan orang Eropa. Dimana ada kecenderungan tidak berbicara dengan alasan takut dihakimi.
Terlebih akan ada rasa takut dan reaksi ketika melaporkan tindakan. Sehingga, mereka cenderung untuk melaporkan masalah secara anonym.
Meski begitu, hal ini tetap akan membantu polisis dalam mencegah berbagai kejahatan.
Anda juga perlu menyertakan formulir yang berisi himbauan bagi whistleblower untuk memberikan bukti pendukung serta nomor untuk dihubungi.
Pentingnya Membangun Budaya Whistleblowing
Dalam penelitian Evidence on Use and Efficacy of Internal Whistleblowing System, ditemukan bahwa whistleblower adalah peran yang penting untuk membentuk budaya keuangan.
Dalam laporan ini, ada setidaknya 8500 insiden pelanggaran yang terpantau dalam catatan sepuluh tahun NAVEX GLOBAL.
Perusahaan yang tidak mempunyai budaya whistleblowing, maka kerap kali akan mengabaikan serta membahayakan keselamatan dari pelapor.
Dengan begitu, maka pelapor akan merasa enggan melaporkan kekhawatirannya terkait dengan pelanggaran tersebut.
Maka dari itu, budaya whistleblowing ini sama penting dengan mempunyai sistem yang baik dalam whistleblowing.
Budaya ini mencakup sikap transparan yang mendorong terjadinya perlaporan.
Pada budaya ini, saat pelanggaran terungkap, maka pemimpin akan membagikan informasi mengenai cara perusahaan dalam menangani masalah ini.
Serta menekankan bahwa kontrol perlu ditingkatkan agar tidak ada pelanggaran yang sama pada masa mendatang.
Sehingga, pelapor akan merasa perusahaan mendengar serta menanggapi rasa khawatir dengan lebih bersungguh-sungguh.
Selain itu, perusahaan juga harus memastikan sistem ini akan melindungi kerahasiaan dari pelapor. Sehingga, pelapor akan merasa lebih aman.
Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa semakin sering adanya laporan internal oleh perusahaan, maka perusahaan juga semakin akurat dalam memeriksanya.
Ini juga mengartikan bahwa pelapor adalah aset yang dapat membantu perusahaan dalam mengurangi peluang kerugian secara finansial.